Senin, 19 November 2012

Budaya Mandar



I. Pendahuluan.
       
  Jika kita menengok ke belakang, menelusuri lintas sejarah di Litaq Polewali Mandar, tak dapat dipungkiri bahwa nama Bumi Balanipa ini, adalah nama yang paling paten dan momentum sejarah yang bisa berbicara banyak tentang masa lampau yang teramat jauh ke belakang dengan segudang kearifan leluhur dari berlapis-lapis generasi, yang bisa jadi panduan untuk memotivasi diri menapak penyesuaian masa kekinian dan selanjutnya menyongsong hari esok buat generasi pelanjut kita. Yang kedua tak dapat dibantah bahwa Bumi Balanipa ini, sentralnya ungkapan-ungkapan leluhur yang penuh sopan, dan gerak langkah yang penuh santun, suatu bukti dengan melalui salah satu ugkapan, yang mana ungkapan ini sudah membudaya di masyarakat Mandar, utamanya di Balanipa ini dan ungkpan tersebut sampai detik ini, tak pernah lapuk karena hujan, tak pernah lekang karena panas, yang mengatakan: " NA TAMA DI BALANIPA, MAINDANG kedo PUANG, NAUPOKEDOI naung MOLIMBO-limbo ". (Saya akan ke Balanipa, meminjam / memeperhatikan tegur sapa yang sopan, gerak langkah yang santun, demi kucontohi, kuikuti untuk menghadiri acara-acara resmi).
   Salah satu sastra mandar yang terkenal adalah kalindaqdaq. 
Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketidakbebasannya. Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaq pun diikat oleh ketentuan tertentu yang harus dipenuhi: jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap. Menurut kebudayawan Mandar, kalindaqdaq Mandar memiliki bentuk: a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris). b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata. c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata. d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata. e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata.f. merupakan puisi suku kata. g. Persajakan kalindaqdaq umumnya bebas, meskipun ada juga yang bersajak-akhir aaaa, abba, aabb.2) Tema-tema kalindaqdaq: 1. humor (kalindaqdaq pangino) 2. satire (kalindaqdaq paelle) 3. kritik sosial (kalindaqdaq pappakaingaq) 4. pendidikan / nasihat (kalindaqdaq pipatudu) 5. keagamaan (kalindaqdaq masaalla) 6. kejantanan / patriotisme (kalindaqdaq pettomuaneang)7. percintaan / romantis (kalindaqdaq to sipomongeq).

Contoh Kalindaqdaq

A. KALINDAQDAQ PANGINO (PUISI HUMOR) 

Mua Matei paqbokaq
Da mu balungi kasa
Balungi benua dan sekarang m
Tindaqi passukkeang
(Kalau meninggal petani kopra
Jangan kafani kain kasa1)
Kafani saja serabut kelapa
Passukkeang2) jadikan nisannya
 

Indi tia to muane
Kande-kande sarana
Tiakkeqna kaca gommo
Magallisnaq domai. 

(Aku ini pahlawan
Pahlawan dalam kue-kue
terangkatnya toples
Habis, bersih, disikat tanpa sisa).


B. KALINDAQDAQ PAELLE (PUISI SATIRIK) 

Polei paqlolang posa
Pesiona balao
Soroqmo dolo
Andiang buku bau.

(Telah bertandang seekor kucing
yang mengaku utusan tikus
Sudahlah, pulanglah
Disini tidak ada tulang-tulang ikan
).

Mane dioi di baqba
Ibussang baba bua
Tirimba posa
Naola penawannaq.

(Baru ada diambang pintu
Si rakus gendut
terhalau kucing
Ditimpa hembusan nafasnya
).

C. KALINDAQDAQ MAPPAKAINGAQ (KRITIK SOSIAL) 

Pitu tokke pitu Sassa
Sattindorang buliliq
Sangnging ma uwang
Baleri tomawuweng.

(Tujuh tokek tujuh cecak
Dan seiringan kadal
Semuanya berkata
Genit lagi si orang tua
).

Muaq diang to mawuweng
Baler mendulu
Alangi rottaq *)
Patuttuang tondinnaq.

(Bila ada orangtua
Genit kembali
Ambilkan sendok nasi
Pukulkan ke tengkuknya
).

Mau ana?, Mau appo
Mau biya, mau perruqdusang
Mattedoang koyokang
Ito tambeasa maq gau.

(Namun anak kandung, maupun cucu
Sekalipun cibirang tulang, kendatipun keturunan
Menendang kobokan
Orang tak pernah menduduki fungsi
).



Kalindaqdaq sering digunakan dalam acar-acara kebudayaan di Mandar. salah satunya acara khatam Al Qur'an yang sering dipadukan dengan Sayyang Pattuqduq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar